G A M E ! [2/?]

G A M E ! (Chapter 2)

Kris x Amber x Henry
Amber x Krystal

Genre: Romance, Drama
Rate: M (nah lho!?)
Author : 31 Sherry’s

Taman belakang kampus yang nampak rindang menjadi tempat yang nyaman bagi Kris. Pemuda tampan nan tinggi dengan rambut kuning emas itu kini sedang duduk santai di bawah salah satu pohon. Menikmati soda kaleng dengan seorang gadis cantik duduk di sampingnya sambil menyuapkan makanan.

Memang begini lah seharusnya hidup seorang pemuda tampan nan kaya. Ah~ Tuhan selalu adil pada orang-orang tampan macam dirinya.

“Kris… Setelah ini kita jadi jalan-jalan ke mall kan?” tanya gadis di samping Kris setelah menyuapkan sepotong daging.

“Hmm~” Kris bergumam sambil mengunyah makanannya dan menatap gadis itu.

Ini hari pertama dirinya mengajak Sunny –gadis di sampingnya berkencan tapi sudah harus mengajakknya jalan-jalan ke mall? Tidakkah itu terlalu cepat? 

Kris masih belum menjawab. Ia memasang seringaian sebelum melepaskan tangannya dari pinggang Sunni kemudian mengambil jarak untuk melihat gadis itu dari atas ke bawah.

Sexy, cantik, modis. Begitulah penilaian Kris. Tapi, apa kah itu cukup memenuhi kriteria untuk Kris mau mengeluarkan uangnya sementara dia belum mendapat apa-apa?

Ups! Apa dia baru saja membuka kartu?

No problem. Tak ada yang bisa membaca apa yg Kris pikirkan saat ini. Lagi pula dia memang harus berpikir ulang kalau mau mengajak seorang gadis ke mall. Oke, dia kaya. Pewaris perusahaan besar Wu Fan, tapi tetap saja dia bukan pria yg mau begitu saja mengeluarkan uang demi wanita yg baru ia kencani. Oh, dia bukan playboy bodoh kau tahu.

“Kris?” panggil Sunni kembali karena tak kunjung mendapat jawaban.

“Ah, aku lupa ada kelas.” ujar Kris mengabaikan panggilan gadisnya. “Aku masuk dulu.” tambahnya yg lalu berlari kecil menuju gedung kampus. Sama sekali tak menghiraukan panggilan Sunni yg terus menyerukan namanya.

Go to hell, please! Sekedar cantik, sexy dan modis tak akan membuat Kris Wu Fan mau mengeluarkan uangnya. Gadis Kris haruslah mengandung kata ‘SANGAT!’ di penilaiannya. Dia juga harus punya sesuatu yg beda dari yg lain. Atau kalau tidak, Kris akan lebih memilih menyumbangkan uangnya pada pengemis.

“Ah, seperti gadis bernilai A plus sudah habis di kampus ini.” Kris bergumam sambil menggelengkan kepalanya.

Pemuda tampan yg tengah berjalan di koridor itu kemudian kembali memfokuskan pandangan dan hendak membelok ke tangga, tapi belum sempat kakinya menapak ke anak tangga pertama, seseorang yg entah sejak kapan meluncur di pembatas tangga datang dgn cepat ke arah dirinya.

“Ya-YAAA!! MINGGIR!”

*BRUK!*

“Auch! AW!” Erang seseorang itu sambil memegangi punggungnya.

“Fuh…”

Kris yg saat ini berdiri tak jauh dari orang itu pun mendengus lega karena tak jadi tertabrak dan dapat menghindar dgn cepat.

“Kau idiot atau apa?” Ujar Kris sarkatis sambil kembali melangkahkan kakinya. Mengabaikan sosok yg masih mengerang kesakitan tersebut.

“Ungh~ sialan..”

*TAP*

Pemilik surai kuning keemasan itu berhenti di anak tangga ketiga saat menyadari sesuatu yg salah yg baru saja ia lakukan. Ia kemudian membalik, kembali menatap sosok berambut putih gading di lantai sana dgn pandangan meneliti.

Badan ramping, suara sexy seorang gadis yg terdengar merintih, pose setengah duduk-setengah tidur di lantai, dan bibir merah muda yg nampak digigit empunya sendiri.

Wait! Bukan itu intinya! Maksud Kris seseorang yg ada di bawah sana itu adalah targetnya minggu ini. Holly Shit!

“Amber!” teriaknya yg langsung mendekati Amber dan berusaha membantunya berdiri.

“Kau tidak apa-apa?”

Amber mengangkat kepalanya seketika dan menatap Kris bingung. Dia sama sekali tidak tahu apa yg membuat sang Playboy kampus itu tiba-tiba membantunya.

“I’m okay..” balas Amber sekenanya. “Thanks..” ujarnya lagi setelah dapat berdiri dgn bantuan pemuda tersebut. 

“No problem.” Kris tersenyum ramah –terlalu ramah yang mana malah membuat Amber menatapnya aneh.

Oh, oke. Mungkin Amber yg terlalu negative thinking, tapi selama ini Kris tidak pernah tersenyum padanya. Bahkan ia ragu sang pewaris Wu Fan itu menyadari ada seorang Amber di kampus.

“Kenapa? Ada sesuatu di wajahku?” Kris yg mendapat tatapan terlalu intens dari Amber pun bertanya.

Pemuda itu memasukkan kedua tangannnya ke saku lalu membungkuk sedikit, mensejajarkan wajahnya dgn wajah Amber.

“Wajahmu–” ujar Amber pada akhirnya sambil membalas tatapan mata Kris.

Kris menyeringai melihat respon Amber yg nampak terpukau akan senyum menawannya. Hahaha.. Nampaknya kali ini ia akan menang dari Henry dgn begitu mudahnya, eh?

“Ya?” gumamnya berupa desahan pelan sambil menggerakkan wajahnya lebih dekat. Dan saat itu lah, Kris bisa melihat sisi cantik wajah Amber.

Oh, Kris sekarang percaya dia memang seorang gadis.

“… Like a bitch.”

….

Hening. Yang terakhir Kris lihat adalah seringaian tajam gadis tomboy itu sebelum si gadis menjauh dari hadapannya.

#

Amber menggelengkan kepalanya sambil berjalan menuju ruang loker. Gadis tomboy itu masih tersenyum akan apa yg ia katakan pada ‘The Most Wanted Male’ tadi. Oh, andai orang lain melihat tampang idiot sang pangeran kampus barusan.

Tak lama Amber telah sampai di ruang loker dan langsung membukanya untuk mengambil beberapa buku. Tapi lagi-lagi tawanya terdengar karena masih teringat kejadian barusan.

“Bitch?” gumamnya sambil menahan tawa.

Oh, gods~ Amber benar-benar tak menyangka akan mengatai seseorang sekasar itu, terlebih laki-laki. Tapi yah, dia tidak bisa mencegah perkataan tadi.

Bukan salah Amber ia begitu dendam pada Kris yg pernah mempermainkan teman-teman kampusnya. Dan mengatainya masih lebih ringan dari apa yg sudah pemuda sok kecakepan itu lakukan.

“Hai..” ujar seseorang secara tiba-tiba yang entah sejak kapan sudah berdiri bersandar di loker sebelah Amber.

Amber tak menjawab kecuali memberi sebuah lirikan kecil dan dengusan sebelum menutup pintu lokernya dgn kasar. Mengabaikan seseorang yg baru menyapanya dan pergi begitu saja.

Oh ayolah, apa yang terjadi pada dunia ini? Dia baru saja bersenang-senang tapi seorang kill-joy muncul di hadapannya.

“Oh, jadi kau mengabaikanku lagi? Tidak apa-apa.. Lagi pula ini bukan yang pertama..” lanjutnya yg kali ini sukses membuat Amber berhenti.

“Apa yang kau inginkan Henry?” balas Amber yg telah membalik untuk menatap malas pemuda disana.

“Oh ayolah.. Kau sangat tahu yang aku inginkan nona Liu.” Henry membalas, dan kali ini pemuda tampan dgn surai hitam itu mengambil langkah untuk lebih dekat pada Amber.

Amber hanya memutar matanya malas sebagai respon. Tampak sekali gadis berperawakan tampan itu terganggu akan pemuda di hadapannya.

“Apa aku begitu mengganggu sampai kau berwajah seperti itu? Normalnya, gadis akan sangat senang saat aku sapa..” Henry melanjutkan begitu menghentikan langkahnya tepat dua meter dari tempat Amber berdiri.

“Tentu saja tidak.. Kenapa kau berpikir aku terganggu? Aku sangat tersanjung sebenarnya.” sebuah senyuman manis mengiringi perkataan barusan. Dan yeah, Henry mengakui itu manis. “Bagaimana seorang setampan dirimu mengejar-ngejar gadis jelek sepertiku. Kyaa~ aku pasti mimpi!” tambah Amber sambil ber-fangirl-ing palsu.

*tap*

“Amber?”

Bukan Henry, panggilan itu berasal dari belakang Amber yg membuat keduanya menengok. Dan disanalah, seorang gadis cantik berdiri. –Hyuna.

“Umm.. Aku dengar kau berteriak. Jadi… Apa aku mengganggu sesuatu?” tanyanya sambil tersenyum canggung setelah menyadari ada Henry disana.

“Tidak.” balas Amber, tersenyum lega karena merasa terselamatkan.

Tak mau membuang waktu, si tomboy lalu kembali berjalan. Ia menghampiri Hyuna dan menempatkan tangannya di pinggang gadis itu dan mengajaknya keluar.

Selepas perginya Amber, Henry yg masih berada diruang loker dan menatap punggung kedua gadis yg semakin menjauh itu hanya tersenyum. Tak habis pikir karena sang Josephine lagi-lagi mengabikannya.

“Well… Jadi Krystal atau Hyuna, Am. Ber?”

#

“Aku tidak tahu kau mengenal Henry? Wait! Kau tidak menyukainykan? Oh.. Amber! Dia playboy apa kau lupa?” tanya Hyuna bertubi-tubi.

“Hell no! Mana mungkin aku menyukainya!” Amber berseru dgn ekspresi terganggu akan pertanyaan barusan. “Aku hanya menyukaimu kau tahu…” lanjutnya yg kali sudah berganti ekspresi.

Seketika Hyuna menghentikan langkahnya dan menatap Amber yg kini tersenyum menahan tawa. Membuatnya ingin menjambak temannya tersebut.

“Lucu.” komentar Hyuna sarkatis.

“I know~ aku memang sangat lucu.” Amber tertawa sambil mengakhiri ucapannya. Sementara Hyuna tak bisa membalas apa-apa selain gelengan.

Sudah terlalu biasa dirinya menghadapi teman tomboynya yang sangat narsis itu.

“Berhenti tertawa dan kembalikan buku.” Hyuna mengintrupsi dengan suaranya yg naik dua oktaf sambil memukul kepala Amber.

“Aku tidak mau dapat masalah dengan dosen lagi.”

“Oke-oke..”

Amber akhirnya menghentikan tawanya. Ia lalu segera membuka ransel yg ia bawa dan mengeluarkan buku dari sana. Tapi bersamaan buku itu ia tarik keluar, sebuah gantungan kunci berbentuk llama jatuh dari dalamnya.

“Ah!” seru Amber yg langsung membungkuk mengambil benda tersebut.

“… Kau masih menyimpannya?” Hyuna yang tahu setengah sejarah benda itu spontan bertanya.

Tapi selang satu menit, tak ada jawaban. Amber hanya tersenyum sambil mengulurkan buku Hyuna.

Hyuna terdiam sesaat waktu Amber mempertemukan pandangan mereka. Gadis itu bisa melihat kecerian memudar dimata Amber.

“Mianhe..” ucap Hyuna dgn wajah menyesal.

“Hehehe… Aku sendiri yang menjatuhkannya, kenapa kau yang minta maaf?” Amber tertawa renyah sambil kembali berjalan mendahului temanya untuk menyembunyikan ekspresinya sekarang.

Ia tahu itu tadi jawaban bodoh, tapi ia tak bisa menjawab hal lain. Dan Hyuna yg mengerti si tomboy pun kembali menyimpan rasa penasarannya dan memilih diam. Berjalan pelan mengikuti Amber.

#

Kini Amber telah berjalan sendirian karena Hyuna sudah masuk kelas. Ia nampak menuju tempat parkir, berencana pulang secepatnya dan menidurkan pinggangnya yg serasa patah. Tapi saat gadis itu melihat mobilnya –atau lebih tepatnya, ban mobilnya, ia tahu dunia memang tak semanis coklat koin seharga ratusan yang dijual di kantin.

“Shit!” teriak Amber kesal sambil menendang ban mobilnya dengan keras. 

“Aw! Aw! Aw!” dan berikutnya masih teriakan Amber. Hanya saja kali ini gadis tomboy itu nampak memegangi kakinya dan melompat kesakitan.

Amber melempar death glare mematikan pada ban mobilnya, seolah benda bulat dari karet itu lah yg salah. Memakinya dgn kasar sebelum mengelus pelan sepatunya.

Eh? Tapi kenapa Amber merasa ada sesuatu yang–

“YAAA!!” teriaknya sampai terjungkal kebelakang karena saat ia menengok langsung mendapati wajah seseorang tepat di hadapannya.

“Kau tidak apa-apa?” tanya seseorang itu sambil membantu Amber berdiri.

Merasa mengalami de javu, Amber pun membuka matanya. Ia menatap pemuda berambut emas di depannya dgn mata melotot.

‘KRIS!’

Bagaimana bisa dirinya bertemu orang ini lagi? Dan kenapa pula tiba-tiba ada disampingnya seperti hantu?!

“Apa yang kau lakukan! Kau sengaja mau membuatku serangan jantung, hah?!” bentak Amber dengan napas tersenggal-senggal. 

“Aku kebetulan lewat dan melihatmu duduk disini. Aku pikir kau kehilangan sesuatu. Dan tadinya mau membantumu mencarinya.” terang pemuda itu santai yg langsung membuat Amber melunturkan tatapan galaknya.

Ini kedua kalinya dalam sehari ia bicara dengan Kris. Dan demi apa, seorang Kris masih mau bicara pada orang yg sudah mengatainya ‘Bitch’? 

Dunia sudah terbalik. Atau…? Ada udang dibalik batu.

“Ban mobilmu sepertinya kempes. Apa kau mau pulang?” tanya Kris berusaha mencari perhatian Amber yg nampak melamun.

“Yeah… Dan aku harus menunda untuk pulang.” jawab Amber sambil menatap ban mobilnya sekalian memberi benda itu death glare sekali lagi.

“Mau ku antar?”

Hah?
Dengan cepat Amber pun menatap Kris. Memastikan kalau telinga tidak salah dengar.

“Mengantarku? Pulang? Kau?” Amber bertanya seperti orang yg sedang membentak sambil memasang ekspresi ‘Are-you-kidding-me?’ yang dijawab Kris berupa anggukan plus senyum menawan.

Amber semakin menatap Kris curiga melihat senyum itu. Ia memang tak mengenal sapa itu Kris Wu Yi Fan, tapi ia tahu seperti apa pemuda itu. Jadi satu-satunya kemungkinan adalah: Amber sedang diincar. 

Kepala bersurai putih gading itu tiba-tiba menggeleng saat sadar pemikirannya mustahil.

Itu tidak mungkin. Kris tidak akan mengincar dirinya meski pun dia wanita terakhir di bumi. Oh ayolah, dengan melihat mantan-mantannya saja Amber sudah tahu seperti apa selera Kris.

“O… ke.” balas Amber setelah berpikir panjang. 

Yah, sekedar diantar pulang bukan masalah besar seharusnya. Ia yakin tidak akan diperkosa, tidak juga dgn dirampok, jadi apa salahnya? Lagi pula badan Amber sakit semua. Apa lagi kalau bukan karena jatuh dari tangga tadi dan ditambah menendang ban barusan.

Kris membuka kan pintunya untuk Amber sebelum dirinya sendiri masuk. Perlahan bersamaan mobilnya berjalan, pemuda itu pun menyeringai.

Tentu saja Kris tak sebaik itu. Amber target taruhannya bersama Henry, ingat? Dan sebenarnya, dia lah yg mengempeskan ban mobil Amber karena terlalu kesal akan perkataan gadis itu tadi.

Sementara Kris sedang tersenyum senang karena berhasil membalas dendam, Amber sedang menepuk jidatnya sendiri karena baru ingat sesuatu.

Kris. Sang Playboy kampus. Pemuda yg mengantarnya pulang saat ini adalah pemuda yg pernah membuat hampir semua teman kampusnya menangis. Jadi bagaimana bisa dirinya –Lupakan! Amber tidak dalam keadaan bisa memikir orang lain saat ini. Lagi pula hanya sekali dan ini demi kebaikannya.

“Oh iya, aku Kris.” ujar Kris memecah keheningan sambil mengulurkan tangannya.

“Aku sudah tahu.” ujar Amber sambil memutar matanya malas.

“Hmm.. Padahal aku hanya mau memperkenalkan diri secara formal…” Kris kemudian menarik kembali tangannya. Tak lupa juga pemuda tampan itu tersenyum ramah.

“Kalau kau lupa, kita sudah berkenalan secara formal dua kali.” Amber yg kini tengah memainkan ponselnya berujar tanpa melihat Kris.

“Benarkah?” balas Kris terkejut.

Ia benar-benar tak ingat sudah berkenalan dgn Amber sebelumnya.

Lagi-lagi Amber hanya memutar matanya malas. Gadis tomboy itu kali ini mengalihkan pandangannya dari ponsel sebelum menjawab.

“Yang pertama saat kau berkencan dengan Hyuna. Dan yang kedua saat Kau berkencan dengan Sulli.”

Kris menoleh seketika, ia menatap Amber dengan mata melebar.

“Oh… Dan mereka berdua teman dekatku.” tambahnya sambil tersenyum lalu kembali memainkan ponselnya. Mengabaikan Kris yang nampak semakin melotot kaget.

Tbc…

21 thoughts on “G A M E ! [2/?]

      • Gaktau kris kenapa playboy ‘-‘ #duagh XD

        Yah…. FF apa emang thor? ._. /kepo/ yaudah, secepatnya lanjutin ya thor. Fighting! ‘-‘)9

  1. Hai gua visitor and reader baru disini, ff ini bagus kok alur nya jelas tapi ada sdikit aja ksalahannya entah knapa penjabarannya terlalu bertele2, itu mnurut gua aja,smoga ksananya makin bagus gua tunngu lanjutannya

  2. amberrrr my sunshine!!! km masih nyimpen gantungan kunci dariku??? XD

    author yg baik, amberku jgn diapa2in yah,, semangat lanjutin ffnya ^___^9

  3. kris rada mesum ><
    henly juga, kayak stalker amber aja, suka di samping amber dan muncul tiba-tiba.
    hell~o amber, di dunia ga ada yang ga mungkin, hati hati loh.
    kris, kebanyakan pacar yah, sampai pada ga kenal orang, padahal udah kenalan 2 kali, lagi kalo stok cewek kurang aku rela kau jadikan pacar kris *waksngarep..
    yaw makin syeruuuuu..
    next chapie please.. U.U

  4. hola, new reader’s here~ menurutku ceritanya ringan dan aku lagi suka banget baca cerita yang kayak gini..
    Cuma mau ngasih tau aja, aku risih banget sama kata2 ‘Oh my Gods’, itu harusnya ‘Oh my GOSH’, soalnya Tuhan kan cuma satu ga ada yg lain, hehe. kalo bisa diganti ya. Tapi buat semuanya, aku suka banget. apalagi kalo Kris uda playboy mesum kayak gini nih, cocok banget sm Amber yg asik dan keren.
    Lanjutin dong, thor. penasaran beud nih lanjutannya.

  5. author kpan nih di lnjtin lgi crta.na -.-
    Udah gk sbar nih ma crta.na …
    Pnsran pha yg akan di lkuin kris ma amber …
    #di tggu ne lnjtan.na ^^

Leave a comment